KESENIAN
Kesenian Betawi pada awalnya hanya tumbuh dan berkembang dalarn Iingkungan kelompok masyarakat terbatas. Setelah kota Jakarta berkembang pesat sebagai ibukota negara dan pusat kebudayaan, kesenian Betawi menjadi popular di tengah-tengah kesenian daerah lainnya yang juga berkembang di Jakarta. Kesenian Betawi memang unik, berbeda dengan kesenian daerah lainnya. Dari masa ke masa kesenian Betawi terus berkembang dengan ciri-ciri budaya yang semakin mantap, sehingga mudah dibedakan dengan kelompok etnik lain. Namun bila dikaji, penampilan budaya Betawi sering menampakkan unsur kebudayaan yang menjadi sumber asalnya, sehingga tidak mustahil bentuk kesenian Betawi seringkali menunjukkan persamaan dengan kesenian daerah lain.
Kesenian Betawi dapat digolongkan sebagai kesenian rakyat, karena tumbuh dan berkembang di kalangan rakyat secara spontan dengan segala kesederhanaannya. Sebelum tahun 1950-an, kesenian Betawi seperti gambang kromong, lenong yang banyak menerirna pengaruh Cina dan Tanjidor pernah berjaya dan ikut memeriahkan Tahun Baru Blande ( l Januari), tahun baru cina (Imlek) dan Cap Go Meh (hari ke-15 Imlek). Pada saat itu, kelompok-kelompok kesenian yang tampil masih mengadakan pertunjukan dengan mengandalkan saweran(bayaran sukarela spontan dari penonton). Sesekali grup-grup kesenian Betawi juga ada yang dipanggil untuk main. Memang, pada saat-saat Imlek dan Cap Go Meh tidak sedikit orang yang secara khusus memanggil grup-grup kesenian tradisional Betawi tersebut untuk main. Sementara itu, menjelang Tahun Baru ( 1 Januari) sampai beberapa hari sesudahnya, seni yang muncul adalah tanjidor. Rombongan kesenian ini pentas secara keliling dari kampung ke kampung, dari rumah ke rumah.
Secara umum jenis kesenian yang biasa digunakan untuk memeriahkan pesta hajatan adalah berbagai jenis orkes, seperti orkes gambus, (orkes) keroncong, orkes dangdut dan orkes Melayu. Antara satu jenis orkes dengan jenis orkes lainya oleh orang awam dapat dibedakan dari orientasi musik tersebut. Orkes gambus mempunyai orientasi padang pasir, orkes dangdut mempunyai orientasi India, dan orkes Melayu beorientasi ke Melayu. Keroncong sebenarnya dapat dikategorikan sendiri, karena mempunyai melodi yang khas berbeda dari ketiga jenis orkes yang lain. Orang Betawi menyebut keroncong sebagai orkes, sebagai kata ganti untuk menyebut musik. Kesenian lain yang cukup digemari adalah kasidahan, yang seperti yang telah dikatakan adalah jenis kesenian yang bernafaskan Islam.
Selain yang telah disebutkan di atas, orang Betawi juga banyak menggunakan berbagai jenis kesenian milik orang Sunda. Seperti misalnya degung, jaipongan dan wayang golek. Kalau degung termasuk jenis musik, maka jaipongan adalah jenis tari hiburan. Jenis kesenian yang banyak dipilih untuk memeriahkan pesta hajatan adalah teater topeng dan cokek yang banyak digunakan pada pesta-pesta untuk menghibur para tamu pria. Akhir-akhir ini orang juga mulai menggunakan sandiwara dan lawak untuk memeriahkan pesta hajatan.
Begitulah gambaran mengenai kehidupan orang Betawi dengan kebudayaan yang melingkupinya. Suatu kenyataan, bahwa gambaran mengenai sosok orang-orang Betawi di Jakarta untuk masa sekarang ini sudah semakin sulit diketemukan. Meskipun demikian sosok orang Betawi dengan mudah dapat kita temukan pada sinetron-sinetron di layar kaca atau di televisi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar